25 tahun buka Warung Mie Ayam, Pak Sarwan pertahankan tempat dan rasanya tetap Mak Nyuss

  • Bagikan
Mie Ayam Pak Sarwan tetap mempertahankan tempat dan racikan bumbu serta tidak buka cabang ditempat lainnya. (Yahya AR/Madiunraya.com)
Mie Ayam Pak Sarwan tetap mempertahankan tempat dan racikan bumbu serta tidak buka cabang ditempat lainnya. (Yahya AR/Madiunraya.com)

Pacitan – Portalnews Madiun Raya

Sudah selama 25 tahun terakhir Pak Sarwan dan Isteri tercintanya membuka Warung Mie Ayam di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di seberang Perpustakaan Daerah Kabupaten Pacitan.

Dan selama itu pula, Pak Sarwan tetap mempertahankan tempat dan bumbu Mie Ayamnya sehingga tetap enak hingga saat ini.

“Saya memulai jualan Mie Ayam sejak anak saya berusia 3 tahun mas, dan kini sudah berusia 28 tahun. Cucu saya sudah 2 orang. Dulu saat awal memulai jualan Mie Ayam harganya Rp 7.000 dengan minumnya,”Jelas Bu Sarwan sambil melayani pembeli di kedainya, Jum’at (03/09/2021).

Lebih lanjut Bu Sarwan menceritakan bahwa dirinya dan sang Suami tetap mempertahankan tempat dan bumbunya. “Dari awal ya begini mas, tempatnya ya seperti ini dan tidak ada yang berubah. Resepnya juga kami patenkan dan kami tidak buka cabang karena selain tidak ada tenaganya juga kalau dipegang orang lain rasanya bisa berubah mas,”Ujar Bu Sarwan saat ditanya kenapa tidak membuka cabang ditempat yang lain.

Bu Sarwan tak henti-hentinya bersyukur karena dari kedainya yang sederhana itu bisa menghidupi keluarganya hingga saat ini. “Yang terpenting adalah tetap bersyukur mas, rezeki sudah ada yang mengatur. Yang penting kita usaha dan terus berdo’a. Hanya 2 bulan ini tutup karena Pandemi Covid 19 dan Alhamdulillah kini sudah buka seminggu terakhir.”Pungkas Bu Sarwan.

Sementara menurut salah satu pembeli, Lina, dirinya merasakan Mie Ayam racikan Pak Sarwan sangat lezat. “Biasanya saya tidak habis makan Mie Ayam, namun ini rasanya enak banget, apalagi kalau dikasih Ceker, rasanya Mak Nyuss,” Ucapnya menirukan salah satu pegiat Kuliner Nasional. (Yah/Gin).

Peliput : Yahya Ali Rahmawan

Penyunting : Agin Wijaya

  • Bagikan