Sayid Abbas, SE.,M.Si*)
INVESTASI “BODONG”
Masyarakat
di Ponorogo, bahkan nasional di hebohkan dengan kasus investasi “bodong” yang
bergerak di bidang susu sapi perah, berpusat di Ponorogo, yang jadi pertanyaan apa itu itu investasi “bodong”..?
Kalau
pakai terjemahan wikipedia Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut
berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan
keuntungan pada masa depan. Terkadang,investasi disebut
juga sebagai penanaman modal, sedang dalam kamus Bahasa Indonesia investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Apa itu “Bodong”..? Bodong adalah pusar menonjol ke luar, tidak
seperti kondisi yang normal yaitu menjorok ke dalam (membentuk ceruk di perut).
Secara medis bodong dikenal
sebagai hernia umbilikalis (umbilical hernia), umumnya akan hilang beberapa
tahun kemudian.
Lalu kalau kita gabungkan apa itu Investasi Bodong..?
Investasi Bodong adalah suatu bentuk investasi dimana investor menitipkan sejumlah
uangnya untuk dikelola dan diolah oleh suatu perusahaan investasi namun
sebenarnya perusahaan investasi tersebut tidak mengelola uang tersebut.
Terkadang mereka memutarkannya kepada investor lain atau bahkan membawa kabur
uang para investornya. (Sugraha Prawira R : 2010)
Definisi lain investasi bodong adalah investasi yang tidak jelas sumber dana serta pengelolaannya.
Investasi bodong pada umumnya melibatkan 2 pihak yakni “si bohong” dan “si
bodoh”. (Dwi Ariani : 2015)
Kebanyakan orang
memahami investasi sebagai tindakan yang pasti mendatangkan untung
berlipat-lipat. Dengan menanamkan modal sekian pasti akan mendapatkan untung
sekian persen dalam jangka waktu tertentu. Padahal sebenarnya tidaklah
demikian, yang namanya investasi seperti apapun bentuknya selalu memiliki
risiko kerugian kecuali investasi pada aset yang cenderung stabil seperti emas
dan tanah. Akan tetapi investasi pada emas dan tanah keuntungannya tentu tidak
sebesar investasi pada usaha-usaha yang sifatnya dinamis.
Menyadari
kesalahpahaman orang-orang mengenai investasi serta keinginan untuk mendapatkan
untung besar tanpa perlu bersusah payah memunculkan berbagai bentuk penipuan
yang seolah-olah seperti investasi yang disebut juga dengan investasi bodong.
Para pelaku
investasi bodong akan menawarkan produk-produk investasi yang sebenarnya
hanyalah penipuan dengan keuntungan yang sangat fantastis yang sebenarnya
jika calon korban mau teliti keuntungan seperti itu adalah mustahil. Calon
korban biasanya diiming-imingi untung sekian persen pada hari kesekian, semakin
hari keuntungannya semakin bertambah, serta seperti tidak ada risiko. Biasanya
di awal-awal pelaku penipuan akan melakukan sesuai janjinya, keuntungan
ditransfer ke para korban. Namun setelah beberapa kali, pengiriman keuntungan
mulai macet yang pada akhirnya tidak ada sama sekali dan para penipu tersebut
sudah melarikan diri.
Jika kita mau
teliti kita dapat mengenali apakah sebuah investasi yang ditawarkan bodong atau
tidak. Diantara ciri-ciri investasi bodong adalah keuntungan yang ditawarkan
sangat tinggi dan tidak realistis.
Ketika kita
ditawari suatu bentuk investasi dengan keuntungan yang sangat tinggi sebaiknya
kita berhati-hati dan menelusuri lebih jauh investasi tersebut. Biasanya para
pelaku ini menawarkan keuntungan yang sangat tinggi hanya untuk menarik minat
banyak calon korban. Selain itu investasi bodong juga mengiming-imingi calon
korbannya dengan janji bahwa investasi tersebut sama sekali tidak berisiko. Hal
ini sangat tidak mungkin mengingat usaha apapun bahkan yang dijalankan oleh
pengusaha berpengalaman sekalipun tetap masih memiliki risiko.
Ciri lainnya adalah
adanya cashback atau sejumlah imbalan jika kita berhasil merekrut anggota baru.
Untuk menarik minat calon korban biasanya para penipu ini menambahkan testimoni
dari tokoh-tokoh seperti pemuka atau pejabat. Kita tidak tahu apakah testimoni
tersebut betul atau tidak. Investasi bodong biasanya juga menawarkan kemudahan
penarikan aset. Hal ini juga harus diwaspadai karena pada dasarnya penarikan
aset investasi bukanlah sesuatu yang mudah.
MEMILIH & MEMILAH INVESTASI
Dari hal tersebut
kita dapat menarik kesimpulan sendiri, apakah investasi yang kita lakukan
adalah investasi yang benar atau investasi “bodong” karena Investasi yang benar adalah bisa dicapai dengan
strategi yang dirancang dan diterapkan dengan baik.
Meski
setiap orang tahu akan hal ini, belum banyak orang yang benar-benar
menerapkannya, paling tidak untuk hal-hal yang menyangkut dunia investasi.
Investasi
bukan hanya sekedar memiliki dana, memilih instrumen, menaruh uang dan duduk
santai sembari menunggu hingga ia menghasilkan keuntungan lewat tranferan dana
masuk.
Jauh
lebih kompleks lagi, investasi bahkan akan berpengaruh terhadap kehidupan
finansial di masa sekarang dan yang akan datang, entah itu buruk atau baik.
Apakah Investasi bisa sebagai Sumber Pendapatan
Utama..? Apa dan Bagaimana caranya memilih
dan memilahnya..? – Setiap
orang yang ingin memperbarui kondisi finansial dan mengembangkannya lewat
investasi, tentu harus memahami segala hal yang berkaitan dengan investasi itu
sendiri.
Bukan
tidak mungkin investor memanfaatkan investasi sebagai sumber pendapatan yang
diandalkan, atau menjadi salah satu sumber pendapatan yang diprioritaskan.
Pendapatan
dari investasi yang benar dapat datang dari pembayaran bunga, capital gain,
dividen, dan berbagai jenis pendapatan lain yang datang dari instrumen
investasi. Setiap pendapatan dari hasil investasi tentu bisa diinvestasikan dan
compounding, atau ditarik.
Sebagai gambaran dasar, berikut beberapa hal untuk mengembangkan strategi investasi sehingga investasi semakin menguntungkan.
- Tentukan Tujuan
Menentukan tujuan investasi tentu langkah pertama yang harus kita lakukan sebelum benar-benar mengalokasikan dan mengeluarkan atau menempatkan uang, perlu di perjelas dan di pertegas untuk apa berinvestasi dan apa pentingnya investasi, dengan memahami hal tersebut maka kita dapat masuk dengan benar dalam dunia “permainan” investasi, ya permainan, karena dalam permainan bisa kalah bias menang, begitu juga dalam investasi bias loss bisa profit.
2. Tentukan Risk Tolerance
Seberapa
besar risiko kerugian yang bisa kita tanggung dan yang siap kita ambil?
Cocokkan dengan tujuan kita berinvestasi. Setiap kali kita berinvestasi, kita berpotensi
mendapatkan sejumlah pengembalian.
Apakah
pengembalian (keuntungan) tersebut bisa membantu kita mencapai target/tujuan
keuangan yang sebelumnya sudah ditentukan?
Hubungkan juga dengan tingkat risiko yang ada di baliknya. Apakah tingkat risikonya sesuai dengan potensi keuntungan yang bisa didapat?
3. Tentukan nominal dana Investasinya.
Berdasarkan
tingkat risiko yang siap ditanggung kemudian tentukan nominal dana investasi
yang kita siap dialokasikan ke portofolio investasi.
Missal
sebagai investor mengalokasikan asetnya sebasar 100, maka bisa di investasi ke saham
50% ke reksa dana 50%.
Ada
juga investor yang membaginya ke instrumen investasi yang lebih beragam seperti
40% ke investasi saham, 30% ke investasi sector riil, 20% ke reksa dana dan 10%
sisanya ke obligasi.
Jadi, tentukan berapa nominal dana investasi yang siap kita alokasikan sesuai dengan tingkat risiko masing-masing instrumen investasi yang kita pilih, di sector apa kita berinvestasi.
4. Diversifikasikan Portofolio Investasi
Gunakan
prinsip pembagian alokasi dana investasi pada poin sebelumnya untuk mulai
mendiversifikasikan portofolio investasi kita. Diversifikasi investasi selalu
menjadi salah satu hal yang paling direkomendasikan saat berinvestasi.
Jangan
terburu-buru untuk menarik seluruh pengembalian atau hasil yang telah kita
dapatkan dari investasi.
Sebaliknya,
investasikan lagi pengembalian yang didapat agar hasil yang ada di dalamnya
kembali menghasilkan keuntungan yang lebih besar, begitu seterusnya sehingga keuntungannya
terus berulang dan berlipat.
Sekarang
saatnya meninjau portofolio investasi kita secara reguler dan jangan biarkan
pengalokasiannya tidak seimbang. Dengan begitu, kita pun bisa menciptakan
portofolio investasi yang low risk-high return.
Setelah
memahami kenapa kita perlu berinvestasi dengan tujuan yang sudah ditentukan,
sekarang saatnya kita mengembangkan strategi investasi kita sendiri.
Dan
jangan lupa, rutinlah berinvestasi untuk ‘mengamankan’ kondisi finansial kita di
masa mendatang, dengan memilih dan memilah investasi yang tepat. Selamat
berinvestasi!
*) SAYID ABBAS, SE.,M.Si
Dosen Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Mahasiswa S3
program Ph.D UNISZA Malaysia