Bersama Gubernur Jatim, Ketua DPRD Ponorogo apresiasi Pengolahan Sampah menjadi Briket di TPA Mrican

Bersama Gubernur Jatim meninjau langsung pengolahan sampah menjadi Briket di TPA Mrican
Bersama Gubernur Jatim meninjau langsung pengolahan sampah menjadi Briket di TPA Mrican

Ponorogo – MADIUNRAYA.COM

Bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua DPRD Ponorogo, Sunarto memuji inovasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang mengolah sampah menjadi briket.

“Ini adalah hal yang patut diapresiasi. Tidak hanya mengurangi tumpukan sampah, inovasi ini bisa menyediakan alternatif bahan bakar untuk subtitusi batu bara,” Ucap Sunarto saat bersama Gubernur Jatim dan Forkopimda Ponorogo di TPA Mrican di Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Senin (8/11/2021).

Sunarto juga berharap selain menyelesaikan persoalan sampah hal itu juga bisa menjadi salah satu program pemberdayaan untuk mempercepat pemulihan ekonomi setelah masa Pandemi Covid 19.

“Perlu terobosan dan inovasi untuk mempercepat kebangkitan ekonomi setelah masa pandemi Covid 19. Harapan kita, ini nanti bisa menyerap banyak pekerja terutama masyarakat yang selama ini terdampak Pandemi Covid 19,”lanjut Sunarto.

Ketua DPRD Ponorogo itu juga menyampaikan bahwa secara makro, pengolahan sampah menjadi briket substitusi batu bara bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah bagi Kabupaten Ponorogo. “Jadi, selain bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga bisa meningkatkan PAD Ponorogo apabila dikelola dengan baik dan profesional, ini harapan kita semua.”Pungkas Sunarto, S.Pd.

Hal senada disampaikan oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa yang menyebut pengolahan sampah itu bisa menjadi berkah.

“Ini bukan sampah menjadi rupiah saja, tapi juga sampah jadi berkah. Sesuatu yang sangat luar biasa. Saya rasa ini format renewable energi yang bisa mensubtitusi batu bara. Ini juga bisa mengurangi tumpukan sampah,” ujar Khofifah.

Lebih dari itu, briket juga memiliki dioxin (zat berbahaya hasil proses pembakaran yang tidak sempurna) yang lebih kecil dari batu bara. Sehingga bisa menjadi alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

“Tadi saya tanya dioksin-nya dibawah ambang batas, tentu ini lebih sehat. Ketika dunia tengah berupaya menurunkan emisi. Ini juga salah satu terobosan mengurangi bagian dari emisi,” lanjutnya.

Karena itu, ia berharap inovasi ini bisa menjadi contoh bagi kabupaten/kota lain di Jawa Timur dalam upaya mengatasi problem sampah dan penyediaan bahan bakar alternatif ramah lingkungan.

“Saya harap kabupaten/kota di Jatim kirim tim ke Ponorogo. Insyallah ini akan menjadi solusi efektif dan strategis. Kalau masing-masing kabupaten/kota di Jatim menyiapkan yang seperti ini, saya yakin Jatim akan menjadi pioner penurunan emisi di Indonesia,” tandasnya. (adv/yah/gin).

Peliput : Yahya Ali Rahmawan

Penyunting : Agin Wijaya