MAGETAN,MADIUNRAYA.COM–Memasuki musim penghujan, masyarakat diminta untuk mewaspadai penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue alias DBD.Kasus demam berdarah dengue yang ditangani RSUD Dr. Sayidiman Kabupaten Magetan cenderung naik.
‘’November ke pertengahan Februari naik signifikan”. Papar Plt Kabid Pelayanan RSUD dr Sayidiman Magetan Dinne Fitriya. Kamis, 11 Januari 2024.
Saat ini ada satu pasien anak yang mengalami dengue fever dan 5 orang dewasa yang menjalani perawatan dibawah penanganan Dokter RSUD Sayidiman Magetan, akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
‘’Adalah benar, ada satu pasien anak, kemudian lima orang dewasa. Kasus DBD ini memang mengalami peningkatan dalam tiga bulan terakhir,’’ Terang Dinne saat ditemui di RSUD dr Sayidiman, Kamis 1/02/2024.
“DBD bisa menyerang siapa saja. Tidak hanya anak-anak, namun orang dewasa pun juga bisa terserang, resikonya beragam yaitu resiko pendarahan, sehingga ada resiko kekurangan cairan, trombosit berpotensi menurun. Sehingga harus ditangani dengan optimal”. Terangnya.
Menurut Dinne, hampir setiap bulan ada pasien DBD yang dirawat. Hal tersebut pengaruh hujan yang kini tidak lagi kenal musim. Dulu, kasus DBD muncul hanya dalam periode musim hujan. Sebab nyamuk pembawa virus dengue bermukim di kubangan air.
‘’Sejauh ini belum ada pasien yang meninggal,’’ ujarnya.
Dinne menjelaskan, tingkat kesembuhan bergantung pada daya tahan tubuh pasien. Selain itu, kondisi ketika masuk kamar perawatan dan progres penyakitnya selama dirawat.
‘’Kalau pasien itu terlambat datang ke rumah sakit, waktu pemulihannya cenderung lebih lama,’’ jelasnya.
“DBD memang kebanyakan terjadi di musim penghujan. Makanya patut diwaspadai, karena sekarang sudah masuk musim penghujan,” ucapnya.
Sejauh ini, berbagai upaya yang dilakukan Dinkes Kabupaten Pasuruan telah dilakukan. Yakni meminta kader jumantik untuk segera bergerak mengawasi penyebaran jentik-jentik nyamuk demam berdarah di sekitar lingkungan RT/RW masing-masing.
Dengan peningkatan tersebut, Dinne menghimbau masyarakat untuk menerapkan 3M (Menguras, menutup, mengubur) dan menerapkan pola hidup sehat.
Selain itu, Gerakan 3M harus terus digalakkkan, yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk
Dan perlunya penyuluhan pada masyarakat untuk melakukan upaya hidup bersih dan sehat dengan 3 M, pembagian Larvasidasi untuk membunuh jentik nyamuk, penguatan kader jumantik untuk mengingatkan warga agar melakukan pola hidup bersih dan sehat serta melakukan Fogging fokus pada tempat kejadian”. Pungkas Dinne Fitriya. (DHY)