Ponorogo – Portalnews Madiunraya.com
Keberadaan Pemilihan Bupati di masa pandemi menjadi hal yang haru serius disikapi oleh penyelenggara.
Hal ini dijabarkan Juwaini Kordiv pengawasan Bawaslu Ponorogo menyikapi hasil temuan sampling yang dilakukannya di lapangan.
Dirinya menjabarkan KPU Kabupaten Ponorogo yang notabene di fasilitasi pendanaan yang cukup untuk penyelenggaraan teknis pemilihan di masa pandemi harus benar benar taat.
Adanya temuan alat kerja dari KPU yang dibekali 1 pena dalam pelaksanaan coklit menjadi rawan sebagai sarana penularan virus covid 19.
Bahkan dari pengakuan PPDP mereka harus beli sendiri pena merah dan penggaris untuk penanda maupun pengisian data A. KWK di lapangan.
Hal ini menjadi miris terlebih dari bimtek yang dilaksanakan tidak ditekankan untuk menawarkan penggunaan pena oleh pemilih sendiri dalam membubuhkan tanda tangan. Atau adanya prosedur penggunaan distinfektan untuk memastikan pena yang digunakan bergantian tetap steril.
” Jangan sampai pemilih yang taat tidak keluar rumah, didatangi didata sebagai pemilih sekaligus rentan tertular virus dari pendataan pemilih sebelumnya,” Ungkap Juwaini.
Disisi lain dirinya berharap agar bimtek kepada ribuan jajaran PPDP di seluruh Ponorogo juga diikuti dengan supervisi memastikan pemahaman mereka akan regulasi yang benar.
Jangan sampai istilah coklit yaitu mencocokan dan meneliti kesesuaian data sinkronisasi yang dibawa oleh PPDP dengan data real yang ada di KTP dan KK dari penduduk dengan mendatangi setiap rumah. Berubah menjadi pendataan yang hanya penulisan dan pemasangan stiker dari rumah ke rumah. Hanya ingin mengejar agar cepat selesai.
Juwaini memastikan pengawas kabupaten kecamatan beserta pengawas desa kelurahan akan melakukan sampling untuk memastikan tata cara prosedur mekanisme yang dilakukan oleh KPU dan jajaran sesuai regulasi. (Yah/Gin).
Peliput : Yahya Ali Rahmawan
Penyunting : Agin Wijaya