Kelangkaan Gas Melon atau Tabung LPG 3 kg dibeberapa wilayah Kabupaten Ponorogo terjadi akhir-akhir ini.
Menurut Kanit Tipiter Satreskrim Polres Ponorogo, Ipda Bambang Santoso, pasokan Gas LPG sebenarnya sangat aman.
“Setelah melakukan penyelidikan, kami memastikan tidak terjadi pengurangan ataupun penimbunan Gas LPG. Hanya saja terjadi Panik Buying dari masyarakat, ” Jelasnya kepada Madiunraya.com, Jum’at (28/07).
Menurutnya, Panik buying itu terjadi karena pendataan dari Pertamina agar Tabung Gas LPG yang merupakan BBM Bersubsidi tepat sasaran.
“Jadi masyarakat takut tidak kebagian atau merasa harganya akan naik. Sehingga mereka berbondong-bondong melakukan pembelian. Dari yang biasanya satu tabung menjadi dua tabung atau lebih, ” Lanjut Ipda Bambang Santoso.
Kanit Tipiter Satreskrim Polres Ponorogo juga mengatakan bahwa faktor lain adalah penggunaan Tabung Gas Melon dipakai untuk kegiatan usaha atau industri.
“Jadi beberapa pengusaha Laundry dan peternakan ayam serta hotel dan restoran menggunakan tabung gas LPG 3 kg, padahal itu hanya untuk masyarakat miskin, ” Lanjutnya.
Dari faktor-faktor itu, Ipda Bambang Santoso menyimpulkan bahwa kelangkaan Gas Melon berasal dari masyarakat sendiri.
“Sebenarnya pendataan pengguna Tabung Gas LPG 3 Kg adalah agar tepat sasaran. Dan itu dimulai baru tahun depan (2024), ” Ungkapnya.
Setelah berkoordinasi dengan Pertamina, Ipda Bambang Santoso menjelaskan bahwa pihak Pertamina akan menambah pasokan sebesar 30% lagi.
“Namun, kami menghimbau agar masyarakat tidak panik buying dan pihak pengusaha menggunakan Gas Non Subsidi. Agar tepat sasaran, ” Ujarnya.
Jika menemukan penimbunan Gas Elpiji dan BBM bersubsidi, Ipda Bambang Santoso menegaskan pihaknya akan menindak secara tegas.
“Akan kami tangkap dan diproses secara hukum. ” Tutupnya. (yah/gin).