,

Ponorogo, MADIUNRAYA.com
Selain menjadi tanaman hias yang bernilai tinggi, ternyata Pohon Santigi atau yang memiliki nama latin Pemphis Acidula bisa mengobati gigitan hewan berbisa.

Hal itu disampaikan oleh Rudi Sugiarto, Kepala Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo kepada Awak Media di kediamannya, Jum’at (19/05/2023).

Menurut Rudi, selain tanaman hias, Pohon Santigi terbukti mujarab mengobati gigitan hewan berbisa.
“Digigit ular ataupun disengat kalajengking bisa sembuh dalam hitungan menit. Pernah dulu ada orang yang hampir pingsan terkena gigitan ular bisa sembuh setelah diobati dengan tanaman ini,”jelas Rudi Bastio, panggilan akrabnya.

Rudi juga menyampaikan bahwa dulu perangkat desa juga terkena sengatan kalajengking, namun setelah diobati dengan pohon Santigi dalam hitungan menit sudah sembuh.

“Tanaman itu berasal dari Sulawesi dan Maluku. Dulu dikirimkan oleh teman yang ada disana. Dan alhamdulillah ini sudah berhasil kita kembangbiakkan dengan cara mencangkoknya,”tambahnya.
Bahkan kata Rudi, bagi masyarakat Bali, Pohon Santigi juga memiliki kekuatan mistis.

“Pohon ini biasanya dipakai untuk menjaga rumah mereka dari serangan makhluk halus,” urainya.
Dengan keyakinan itu, Rudi juga mengatakan bahwa dirinya juga dimintai pesanan Pohon Santigi dari orang Bali.

“Beberapa warga di Ponorogo juga memesan Pohon Santigi untuk dipasang di joglo rumahnya.” Tutupnya. (yah/gin).


Peliput : Yahya Ali Rahmawan
Penyunting : Agin Wijaya

Ponorogo – Portalnews Madiun Raya

Olah Raga Paralayang sudah bukan cabang olah raga yang asing bagi masyarakat Ponorogo.

Setidaknya setelah olah raga yang populer sejak dibukanya Gunung Gede di Desa Tatung Kecamatan Balong Ponorogo yang menjadikan atlit-atlit berbakat terus bermunculan.

Kepala Desa Tatung, Rudi Sugiarto, SE menyampaikan bahwa hingga hari ini banyak bermunculan atlit berbakat olah raga uji nyali tersebut. “Alhamdulillah hari ini kita mengikuti Seleksi Program Sentra Pembibitan Olahraga Paralayang Jatim (puslatda Jatim) under 17 tahun di Batu Malang,” Ucap Rudi.

Seleksi yang berlangsung dua hari tersebut, menurut Rudi sangat penting karena akan mempermudah bagi atlit paralayang asal Ponorogo yang mengikuti kegiatan itu. “Seleksi ini berlangsung dari tanggal 25 hingga 26 September 2021 di Batu Malang. Jika lolos maka mereka akan digembleng menjadi atlit yang profesional dan mampu bersaing di ajang yang lebih bergengsi,” Tambah Rudi Sugiarto.

Diajang tersebut Kabupaten Ponorogo, jelas Rudi, mengirimkan 5 atlet Paralayang. “Empat diantaranya adalah atlit lokal dari Desa Tatung  dan 1 dari Jl Jayakatwang. Mohon doanya semoga lancar dan lolos seleksi semua. Aamiin.”Pungkas Rudi Sugiarto. (Yah/Gin).

Peliput : Yahya Ali Rahmawan

Penyunting : Agin Wijaya

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.