Ponorogo – Portalnews Madiun Raya
Keluwarga Ageng Pakasa Tinatar memperingati Pengetan Sejarah “Meteng 7 Beruk” Mantri Gudang Kopi Bungkal Raden Martopura di Makam Pelem Gurih Mangunsuman Kecamatan Siman, Kamis (31/12/2020).
Menurut Sunarso, hari ini Keluwarga Ageng Pakasa Tinatar memperingati Pengetan Sejarah dan Riwayat Mantri Gudang Kopi Bungkal Raden Martopura. “Beliau seperti Pahlawan yang dilupakan, padahal beliau berhasil mempertahankan semangat nasionalisme dan berhasil membunuh Asisten Residen Belanda yang bernama Antonny Willem Viensen di malam tahun Baru 1853,” Terang Sunarso, Kamis (31/12/2020) melalui akun facebooknya.
Sebelumnya, silsilah Raden Martopura dari Bapak merupakan putra dari Raden Mertokusumo Putra dari R.Mas Sosrokusumo ( Patih Ponorogo Kuto Tengah ) Putra dari R. Adipati Surodiningrat 2. ( Bupati ke 13 turun pancer dari Eyang Batoro Katong). “ sementara dari Ibu, R. Martopura Putra dari R. Ayu Mertokusumo Putri dari RT. Sumonegara ( Bupati Ke 2 Kadipaten Sumoroto) Putra dari RT Prawirodirjo ( Bupati pertama Sumoroto) Putra dari RT. Wirorejo ( Bupati Nayoko Surokarto yang ditugaskan di Ponorogo,” urai Sunarso.
Raden Martopura, lanjut Sunarso, waktu mudanya bersama Nur Hamdan pemuda dari Bandar Alim ikut Mas Bei Jogokaryo ( Gusti Jimat) Bupati Pacitan. “Saat Perang Diponegoro sampai Pacitan mereka bergabung menjadi Prajurit Diponegoro melawan penjajah Belanda. Beliau Akhirnya menggantikan Ayahnya sebagai Mantri Gudang Kopi Bungkal,”Jelas Sunarso.
Rasa tidak senang terhadap Belanda itu tetap ada dan dibuktikan juga dengan Istrinya yang juga menentang Belanda. “Terbukti mereka menjual hasil Kopi tidak ke Belanda, dengan membawa kopi ke Pasar dimasukan atau dibungkus di perut seperti orang hamil. Dan suatu saat ada Cegatan yang dilakukan oleh Belanda. Kok orang kepasar, banyak orang hamil kok bersamaan. Akhirnya terkuak dengan ditanya Hamil berapa bulan di jawab 7 Beruk,”Ujar Sunarso.
Ahkirnya terbongkarlah cara menentang Belanda ini. “Awal dari peristiwa ini akhirnya terjadi peristiwa yang luar biasa. Puncaknya R. Martopura membunuh Asisten Residen Belanda ( Antonny Willem Viensen) di Malam tahun Baru 1853.” Pungkas Sunarso. (Red)