Mamuju – Portalnews Madiun Raya

Meski malam dan cuaca hujan, Menteri Sosial Tri Rismaharini meninjau Posko Pengungsian Gempa di Mamuju Sulawesi Barat, Jum’at Malam (15/01/2021).

Didampingi aparat terkait dari TNI, Polri dan BPBD, terlihat Mensos memberikan intruksi agar penanganan pengungsi bisa berjalan dengan baik. “Coba dilist, kebutuhan yang diperlukan agar disediakan di Posko Makassar yang nantinya diteruskan di Posko Mamuju,”Ucap Mensos.

Lebih lanjut Risma menyatakan bahwa dapur umum untuk seluruh pengungsi sudah dibentuk. “Kemarin saya telpon Bu Dwikorita, Kepala BMKG, yang menyatakan masih ada kemungkinan ada gempa susulan, apakah itu gempa besar atau gempa kecil, bisa memicu tsunami atau tidak itu belum bisa diprediksi, untuk itu saya sampaikan kepada warga agar tidak ke pinggir pantai terlebih dahulu,” terang Mensos.

Jajaran kita, lanjut Tri Risma, sudah menyiapkan dapur umum dan keperluan logistik yang lainnya. “Saya juga perintahkan agar personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) wilayah sekitarnya, Tim Layanan Dukungan Psikososial agar segera merapat sekaligus menyalurkan bantuan logistik.”Pungkas Mensos Tri Rismaharini. (Red)

Mataram – Portal Madiun Raya
Bencana Gempa bumi di NTB sampai dengan saat ini masih ditetapkan sebagai bencana daerah.

Meskipun 548 jiwa dinyatakan meninggal dunia oleh Kementerian Sosial dan ribuan orang terluka serta tidak memiliki tempat tinggal namun hal tersebut belum menjadikan bencana di NTB menjadi bencana nasional.

Selasa siang, (21/08), melalui sebuah akun di Twitter, DPRD NTB melayangkan surat resmi kepada Presiden untuk meningkatkan status menjadi bencana nasional.

Surat yang ditandatangani oleh Hj Baio Isvie Rupaeda, SH MH yang merupakan Ketua DPRD setempat meminta kepada Presiden Republik Indonesia untuk menetapkan bencana alam gempa bumi di NTB menjadi bencana nasional.

Surat yang tertanggal 20 Agustus 2018 tersebut meminta status bencana nasional supaya mempercepat pemulihan keadaan masyarakat pasca bencana, rehabilitasi dan recovery dampak bencana.

Sebelumnya, melalui Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, pemerintah menegaskan bahwa bencana gempa bumi di NTB merupakan bencana daerah. “Namun penanganannya kita samakan dengan bencana nasional, ” ujar Pramono Anung, Senin malam (20/08).

Diberitakan juga sejumlah pihak meminta status bencana alam gempa bumi di NTB dinaikkan menjadi bencana nasional supaya penanganannya menjadi lebih intensif. (yah/gin)

Jakarta – Portal Madiun Raya
Verifikasi data korban yang meninggal dunia akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah NTB sampai dengan Minggu malam (19/08) menunjukkan total korban meninggal dunia sebanyak 548 jiwa. Verifikasi yang dilakukan oleh Kementerian Sosial tersebut bisa jadi masih akan terus bertambah.

Kendati demikian, status gempa bumi yang melanda wilayah NTB tersebut masih bencana daerah dan bukan bencana nasional. Tokoh politik Fahri Hamzah dan Hidayat Nur Wahid terus meminta status bencana nasional karena kerugian materiil dan korban jiwa yang cukup banyak.

Namun pemerintah melalui Sekretaris Kabinet, Pramono Anung menjelaskan bahwa gempa bumi di NTB statusnya bencana daerah. “Kalau kita menetapkan bencana gempa bumi di NTB sebagai bencana nasional maka pariwisata disana akan merugi, namun untuk penanganan bencana disana tetap seperti bencana nasional”,ujar Pramono Anung, Senin (20/08).

Kita siapkan dana dan bantuan seperti menangani bencana nasional, sementara di sisi lain kegiatan pariwisata di NTB tetap berlangsung, karena Lombok sudah terkenal hingga mancanegara, sambung Pramono Anung.

“Penanganan bencana dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTB dibantu Provinsi yang lain dan di backup oleh Pemerintah Pusat”,pungkas Pramono Anung.

Sampai dengan saat ini ribuan relawan seluruh Indonesia bahu membahu membantu meringankan beban para pengungsi yang tempat tinggalnya tidak aman untuk dihuni karena gempa terus terjadi. (yah/gin).

Ponorogo – Portal Madiun Raya
Gempa bumi yang melanda Kabupaten Lombok Utara, Provinsi NTB membuat sejumlah pihak berduka. Tidak terkecuali warga Ponorogo yang tergabung dalam paguyuban Suromenggolo di Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Hal tersebut disampaikan oleh Suyadi, Kepala seksi bantuan sosial korban bencana alam dan sosial sekaligus Pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial dan P3A Ponorogo. Menurut Suyadi, ada 7 orang warga Ponorogo yang terdampak gempa bumi di Lombok Utara. “Mereka adalah H Joko Wiyono dari Desa Pamenang Kabupaten Lombok Utara (KLU), Ratmin dari Desa Pamenang KLU, Ismari dari Desa Medana Kecamatan Tanjung KLU, Soebyantoro dari BTN Sokong Kecamatan Tanjung KLU, Agus Setyawan dari Desa Lekok Kecamatan Gondang KLU, H. Thohir dari Desa Lekok Kecamatan Gondang KLU, dan Ton Fanani dari Desa Sukadana Kecamatan Bayan KLU, ” urai Suyadi.

Saat ini mereka dalam kondisi sehat didalam pengungsian dan relawan kita sudah berhasil menemui mereka, sambung Yadi, panggilan akrabnya.

“Warga Ponorogo tersebut berdomisili di Lombok karena Transmigrasi dan juga bekerja, saat ini mereka sama dengan warga Lombok Utara yang lain tidak menempati rumah mereka karena khawatir gempa masih terjadi, sehingga mereka tinggal di tenda pengungsian”,jelas Yadi.

Sementara itu, Tagana Ponorogo mengirimkan 5 relawan yang bergabung dengan relawan Provinsi Jawa Timur untuk membuka dapur umum dan memberikan trauma healing bagi anak anak pengungsi. (yah/gin).

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.