Ponorogo – Portalnews Madiun Raya

Ibu Sarinem, warga Desa Jenangan Kecamatan Sampung diketahui meninggal dunia setelah diduga Bunuh Diri dengan cara minum obat hama padi jenis Furadan

Menurut Kapolsek Sampung, Iptu Marsono, kejadian tersebut diketahui pada Hari Kamis, tanggal 20 Mei 2021 pukul 06.30 Wib.

“Korban merupakan Ibu Rumah Tangga yang sehari-hari bekerja sebagai butuh tani, ” Ucap Kapolsek Sampung.

Untuk kronologisnya, Iptu Marsono menyampaikan bahwa pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2021 sekira pukul 06.00 Wib saksi SARJI berpamitan kepada korban untuk pergi ke sawah mengairi tanaman jagung yang berada di belakang rumahnya, “Sekira 30 menit kemudian saksi SARJI pulang dan mendapati korban di ruang dapur sudah dalam keadaan lemas dan mulut mengeluarkan busa, selanjutnya saksi SARJI teriak minta pertolongan yang tidak lama kemudian datang para warga sekitar diantaranya saksi SUMARI, kemudian saksi SUMARI memberitahu saksi SRIANTO dan saksi SRIANTO langsung datang ke rumah korban, saksi SRIANTO melihat korban dalam keadaan lemas mulut mengeluarkan busa dan di dekat korban terdapat gelas yang berisi air campur obat hama serta satu bungkus obat hama jenis Furadan, selanjutnya korban di bawa ke Puskesmas Sampung, setelah mendapat pertolongan medis sekira 10 menit kemudian korban dinyatakan meninggal dunia. kemudian di laporkan ke Polsek Sampung,”urai Iptu Marsono.

Dari hasil pemeriksaan petugas didapatkan kesimpulan Tidak diketemukan tanda-tanda penganiayaan. “Korban meninggal dunia akibat keracunan minum obat hama jenis Furadan. Atas kejadian tersebut dari hasil olah TKP, pemeriksaan tim medis dan keterangan saksi dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian korban yaitu keracunan Minum obat hama jenis Furadan, ” Jelas Kapolsek.

Korban diketahui menderita sakit asam lambung akut dan psikis/kejiwaan sejak 10 tahun yang lalu. “Berdasarkan keterangan keluarga dan warga sekitar bahwa korban sudah sering melakukan percobaan bunuh diri namun dapat digagalkan oleh keluarga maupun tetangga sekitar. Dengan adanya kejadian tersebut pihak keluarga menerima penyebab kematian korban dan tidak menuntut pihak manapun, selanjutnya korban dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. (Yah/Gin).

Peliput : Yahya Ali Rahmawan

Penyunting : Agin Wijaya

Ponorogo – Portalnews Madiun Raya

Diduga mengalami depresi karena kasus yang menimpa isterinya, IM, warga Kelurahan Beduri Kecamatan Ponorogo meninggal dunia, Sabtu (30/05/2020), IM meninggal setelah meminum cairan pemutih.

Menurut Kasubag Humas Polres Ponorogo, Iptu Edy Sucipta, Pada hari Sabtu 30 Mei 2020,  sekira pukul 21.00.wib, isteri korban melihat yang bersangkutan sehabis sholat isya duduk diteras rumah sambil memegang tasbih kelihatan berdzikir, “Tidak.berapa lama kemudian korban masuk keruang tamu menghampiri isterinya yang sedang tiduran di ruang tamu, kemudian korban meminta maaf kepada istrinya karena tidak dapat membantu menyelesaiakn masalah yang dilakukan istrinya sehingga  keluarga  terkena imbasnya  kemudian istri menjawab tidak apa dan meminta agar korban bersabar, kemudian korban masuk kerumah bagain samping tempat korban shalat,” urai Iptu Edy.

Tidak beberapa lama, korban dengan setengah berlari mendorong pintu ruang tamu tempat isterinya tiduran , “Isterinya melihat korban mengeluarkan cairan busa putih dari mulut dan hidungnya, kemudian isterinya menolong korban dan meminta anaknya untuk meminta bantuan tetangga untuk membawa korban.ke rumah sakit,”Lanjut Iptu Edy.

Dengan menggunakan mobil tetangga korban dibawa ke RSU Darmayu akan tetapi setibanya di RS Darmayu korban sudah meninggal,”Korban diduga meninggal akibat bunuh diri meminum cairan H2O2 (Hidrogen Piroxid) atau cairan pemutih untuk memutihkan sapu lidi, hal tersebut dikuatkan dengan keterangan isterinya pada saat menolong korban membersihkan cairan muntahan korban yang tercium aroma cairan pemutih serta terasa panas pada tangan dan meninggalkan noda putih ditangan isterinya,” Jelas Kasubbag Humas.

Setelah melakukan pemeriksaan petugas mengamankan barang bukti satu buah sajadah,”Kemudian 1 buah tasbih, 1 buah kopyah, 1 botol minuman air mineral ukuran 600 ml berisi cairan pewangi, 1 jerigen plastik warna biru dengan ukuran 25 l berisi Cairan pemutih Hidrogen Peroxide (H2O2), Taperware, 1 buah gelas, 1 buah wadah takaran air berbentuk kotak dari plastik dan berdasarkan hasil riksa Team medis ciri-ciri mayat tinggi 168 cm, memakai kaos warna biru dongker dan celana jeans warna hitam dan wajah membengkak serta mulut melepuh diduga akibat meminum cairan H202,” Kata Iptu Edy.

Kasubbag Humas Polres Ponorogo menerangkan bahwa korban Depresi memikirkan kasus penggelapan yg dilakukan oleh istrinya dan ditangani oleh Polda jatim, “Pada tgl 28 mei 2020 rumah korban dipasang tanda pengumuman bahwa rumah telah disita oleh Dit krimum Polda jatim, sehingga korban  semakin bertambah depresi. Dan Atas kejadian tersebut pihak keluarga sudah menerima dan ikhlas sebagai musibah serta tidak menuntut kepada siapapun dan membuat surat pernyataan serta tdk dilakukan otopsi.Selanjutnya korban diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan sebagaimana mestinya.”Pungkas Iptu Edy Sucipta. (Yah/Gin).

Peliput : Yahya Ali Rahmawan

Penyunting : Agin Wijaya

Ponorogo – Portalnews Madiun Raya

ISMIJATI, seorang Ibu rumah tangga yang berusia 46 tahun ditemukan meninggal dunia bersimbah darah dengan leher hampir putus.

Korban ditemukan meninggal dunia di kediamannya, Jl. MT. Haryono Rt. 004/Rw. 002 Kel. Jingglong Kec./Kab. Ponorogo, sekitar pukul 10.00.

Menurut Kapolsek Ponorogo, AKP Lilik Sulastri, SH yang melakukan olah TKP bersama anggotanya mengatakan bahwa korban meninggal dunia dengan dugaan bunuh diri. “Pada hari Kamis tanggal 14 Pebruari 2019 sekira pukul 04.00 Wib Korban membangunkan saksi Pendi Hidiyanto yang merupakan anak kedua korban untuk menanyakan ikut study tour atau tidak selanjutnya, saksi menjawab tidak, kemudian saksi Pendi tidur lagi, setelah itu korban mandi dan kembali ke kamar. Sekira pukul 07.00 Wib Pendi bangun tidur mendengar suara seperti kipas angin dan melihat dari luar pintu kamar korban  ada darah dari dalam kamar korban, selanjutnya sekira pukul 08.00 wib saksi Pendi memanggil saksi Suryatin dan saksi Riyan Hidayat, anak korban yang pertama, bahwa di dalam kamar korban ada darah dan terdengar suara mesin pemotong keramik kemudian mereka mendatangi kamar korban dengan cara membuka paksa pintu kamar korban dan ditemukan korban sudah dalam keadaan meninggal berlumuran darah,” urai AKP Lilik.

Selanjutnya anak pertama korban menghubungi perangkat Kelurahan Jingglong yaitu Saudara Afif dan meneruskan berita tersebut ke Bhabinkamtibmas Bripka Hendro Rio selanjutnya mendatangi TKP serta menghubungi Polsek Ponorogo, sambung AKP Lilik.

“Dari TKP kita temukan 1 buah alat pemotong grinda atau serkel dan 1 buah HP Nokia,” lanjut AKP Lilik.

Setelah kita lakukan olah TKP, kita membawa korban ke RSUD Dr. Harjono Ponorogo dan menurut putra pertamanya, yaitu Riyan Hidayat bahwa orang tuanya sering cek cok keluarga, Suami korban yaitu Edy Purwanto saat ini tidak ada di rumah dan tidak tahu keberadaannya, urai Kapolsek Ponorogo.

“Korban saat kejadian di rumah hanya dengan anak keduanya dan korban mengalami luka pada leher dari alat pemotong keramik (grinda/serkel). Hasil visum korban sementara menunggu dilakukan autopsi dari RS Bhayangkara cabang kediri.” Pungkas AKP Lilik Sulastri. (Yah/gin).

Pewarta : Yahya

Redaktur : Agin

Surabaya – Portal Madiun Raya
Ketenangan kota Surabaya di Ahad Pagi, (13/05) terusik. 3 gereja menjadi serangan bom bunuh diri. 3 gereja tersebut adalah Santa Maria, Ngagel Madya, GKI Diponegoro, dan GPPT Arjuno.

Dengan kejadian tersebut membuat Umat Kristiani yang sedang khusyuk beribadah menjadi semburat.

Menurut saksi mata, Syuhud, dirinya kaget saat terdengar ledakan di depan gereja saat dia melewati ruas jalan Ngagel. “Tiba tiba terdengar suara ledakan dan ada korban yang terpotong potong”,ujar warga Gresik tersebut.

Kemungkinan bom bunuh diri, sambungnya.

“Saat ini warga dan aparat masih mengevakuasi para korban yang jatuh akibat peristiwa ini”,pungkas Syuhud.

Sampai dengan saat ini, kronologis dan berapa korban yang jatuh masih dalam pendataan pihak yang berwajib. (GiN)