Hadiri Workshop Reyog Obyok Tari Jathil dan Pengendang, Ketua DPRD Ponorogo berharap Seni Reyog Lestari dan membawa Kesejahteraan

  • Bagikan
Ketua DPRD Ponorogo hadiri Workshop Reyog Obyok Tari Jathil dan Pengendang Reyog
Ketua DPRD Ponorogo hadiri Workshop Reyog Obyok Tari Jathil dan Pengendang Reyog

Ponorogo – MADIUNRAYA.COM

Ketua DPRD Ponorogo menghadiri pembukaan Workshop Reyog Obyok Tari Jathil dan Pengendang di Auditorium Padepokan Reyog Ponorogo, Sabtu (9/10/2021).

Workshop yang berlangsung dua hari ini diikuti oleh perwakilan penari jathil dan pengendang tingkat kecamatan di Kabupaten Ponorogo.

Ketua DPRD Ponorogo mengapresiasi kegiatan tersebut agar kelestarian kesenian khas Ponorogo itu tetap terjaga.

“Saya berharap agar Seni Reyog Ponorogo tetap lestari dan membawa kesejahteraan bagi seluruh warga Ponorogo,” Ucap Ketua DPRD sesaat setelah mengikuti kegiatan.

Meskipun selama Pandemi Covid 19 kesenian tersebut jarang tampil, Ketua DPRD berharap semangat para Seniman tidaklah menurun. “Kita semua harus tetap semangat. Toh, tidak saja Seni Reyog yang tidak boleh tampil karena berpotensi menimbulkan kerumunan namun juga kesenian-kesenian yang lainnya, ini harus dimaklumi. Semoga Pandemi Covid 19 segera berakhir dan kita semua bisa kembali normal, termasuk kesenian bisa tampil kembali meskipun dengan Protokol Kesehatan,”Lanjut Sunarto.

Ketua DPRD Ponorogo juga mengharapkan melalui kegiatan itu bisa menjadikan Seni Reyog tetap pada pakemnya. “Sehingga kegiatan seperti ini sangat penting untuk tetap menjaga originalitas Kesenian Reyog Obyog sehingga tetap lestari hingga anak cucu nanti,”tambah Sunarto.

Ketua DPRD Ponorogo itu juga mendorong saat Pandemi Covid 19 usai nanti akan ada pagelaran atau Festival Internasional Reyog Ponorogo. “Dengan kegiatan itu akan meningkatkan perekonomian masyarakat.”Pungkas Sunarto SPd.

Foto bersama Ketua DPRD dan Bupati Ponorogo saat Workshop Reyog Obyok bersama Seniman Reyog

Sementara Bupati Sugiri Sancoko mengatakan bahwa workshop Reyog Obyok ini terselenggara atas inisiasi Yayasan Reyog Ponorogo dalam menyamakan persepsi Reyog Obyok. “Gelaran ini perlu dilakukan untuk memperkecil perbedaan, karena Reyog Obyok berbeda dengan Reyog Festival yang sudah ada pakemnya,”Ucap Bupati.

Reyog Ponorogo menurut Bupati Sugiri Sancoko adalah kesenian adiluhung yang lestari. “Maka dari itu kita juga harus bebas persepsi tersebut agar reyog ini lestari dan diakui dunia. Khusus reyog obyok ini tentu harus ada pembeda, kalau reyog festival sudah jelas ada pakemnya.” ulas Bupati Sugiri.

Bupati Sugiri juga mendorong Yayasan Reyog Ponorogo untuk terus mengembangkan dan mengembangkan kreativitas. Budaya selalu berevolusi seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Ia tidak memungkiri dalam Reyog Obyok penari jathil terbilang paripurna sebagai sebuah seni tari. Tetapi estetikanya harus disesuaikan.

“Dari tahun ke tahun budaya selalu ada perkembangan baik kreasi maupun inovasi, maka tugas yayasan dan pemerintah adalah mendorong kreativitas yang baik dan positif. Kalau menari jangan melaepas ebleknya, menarilah yang elok dan santun, tapi ebleknya tetap dipakai.” ungkap birokrat yang akrab disapa ‘Kang Giri’.

Sementara itu Budi Warsito, Ketua Yayasan Reyog Ponorogo mengatakan Workshop Reyog Obyok ini diikuti oleh 42 orang yang terdiri dari 21 pengendang dan 21 penari jathil dari dua pulu satu kecamatan di Kabupaten Ponorogo. Harapan hasil dari workshop ini bisa menular kepada para seniman dan seniwati yang ada di Kecamatannya masing-masing.

“Workshop ini sebagai bentuk yayasan dalam membina, mengembangkan serta mengembangkannya sesuai dengan zamannya,” pungkas Budi Warsito. (adv/yah/gin).

Peliput : Yahya Ali Rahmawan

Penyunting : Agin Wijaya

  • Bagikan