Ketua Bawaslu Pacitan, Syamsul Arifin, S.Th.I
Pacitan, MADIUNRAYA.com
Berbagai kalangan, terutama para Caleg dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) dalam Pemilu 2024 menyampaikan bahwa pesta demokrasi tersebut sangatlah brutal.
Seperti yang disampaikan oleh Politisi PKB, Ibnu Multazzam.
Anggota DPR RI 3 periode itu menyebutkan bahwa Pemilu 2024 sangat brutal.
“Sangat brutal. Saya di Pemilu 2024 ini tidak terpilih,” ucapnya, Kamis Malam (02/05/2024).
Selain itu, banyak Caleg dari berbagai tingkatan baik DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi maupun DPR RI yang sudah menghabiskan anggaran ratusan juta hingga miliaran rupiah juga tidak jadi.
“Money politics atau Politik Uang saat Pemilu tidak bisa dihindari. Karena berbagai cara dipergunakan untuk mencapai tujuan. Bahkan rakyat sebagai pemilih atau pemilik suara sengaja menunggu datangnya amplop atau money politics itu,” jelas Sumihar Panjaitan, relawan dan Tim Sukses salah satu Calon.
Dia juga menyebutkan bahwa setiap calon legislatif yang memang niat jadi pastilah mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit.
“Mulai dari pembentukan tim sukses, pembuatan alat peraga kampanye (apk), rapat konsolidasi dan sosialisasi dan puncaknya adalah hari H, dimana serangan atau tembakan berupa uang tunai ataupun sembako menjadi penentu hati para pemilih bisa dikonversi menjadi suara,” terangnya.
Sumihar khawatir, bila money politics terus terjadi maka nilai demokrasi akan tidak bermakna secara benar.
“Money politics merusak demokrasi. Suara rakyat terbeli. Calon Pemimpin yang berkualitas akan kalah dengan para pemodal yang hanya mencari keuntungan belaka. Rakyat lagi yang dirugikan, karena ujungnya adalah korupsi. Semua pihak harus bekerja untuk menuntaskan masalah money politics ini. Bawaslu dan Aparat Penegak Hukum harus pro aktif dan jemput bola dan secara tegas menindak pelaku money politic, baik yang memberi ataupun menerima dan sanksinya harus tegas. Selain diskualifikasi, juga bisa di hukum penjara. MUI harus mengeluarkan fatwa haram bagi pemberi dan penerima, serta pendidikan politik untuk pemilih harus masif dilakukan.” Tutup Sumihar Panjaitan.
Sementara, Ketua Bawaslu Pacitan, Syamsul Arifin menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal untuk meminimalisir Money Politik.
“Kami mewanti-wanti kepada peserta pemilu, jangan coba-coba melakukannya. Namun hingga Pemilihan Umum berlangsung, tidak kami temukan Money Politik di Kabupaten Pacitan,” ucap Syamsul, Ahad Malam (05/05/2024) di Parai Hotel dan Restoran Kawasan Teleng Ria Pacitan.
Bahkan Syamsul Arifin menyebutkan bahwa Money Politik hanyalah isu seperti kentut.
“Mengutip dari Ketua Bawaslu Pacitan sebelum saya, Bapak Berti Stefanus, isu money politics itu seperti kentut. Ada baunya, tetapi susah dicari sumber dan pelakunya,” terang Syamsul Arifin.
Dia secara tegas menyampaikan bahwa setiap informasi yang masuk akan dengan cepat ditindaklanjuti.
“Yang jelas, jika ada laporan yang masuk kita tindak lanjuti secara baik dan sesuai prosedur. Jika memenuhi syarat materiil maka akan segera kita limpahkan ke Gakumdu. Kita proses secara hukum. Harapan kita, kualitas demokrasi bisa tetap terjaga dengan baik.” Tutup Syamsul Arifin. (yah/gin).