Kenaikan Harga BBM yang secara resmi diumumkan oleh Pemerintah sejak Sabtu (03/09/2022) lalu menuai protes berbagai kalangan.
Tidak hanya mahasiswa dan elemen lain, tetapi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melakukan protes dengan melakukan Walk Out dalam sidang Paripurna di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa, (06/09).
Sebelumnya, Fraksi PKS DPR RI menyampaikan interupsi terkait dengan penolakan terhadap naiknya Harga BBM Bersubsidi dalam Rapat Paripurna DPR RI tersebut.
Menurut Wakil Ketua Fraksi PKS, Mulyanto menegaskan Fraksi PKS menolak kenaikan harga BBM yang jelas-jelas sangat memberatkan masyarakat.
“Pimpinan, izinkan kami menyampaikan sikap PKS yang MENOLAK kebijakan kenaikan harga BBM BERSUBSIDI, karena kami yakin kebijakan tersebut semakin MEMBEBANI kehidupan masyarakat, yang belum pulih benar dari Pandemi Covid-19,” Ucap Mulyanto, yang merupakan Anggota Komisi VII DPR RI.
Secara Simbolik, Mulyanto menyampaikan bahwa sikap penolakan tersebut pihaknya WALK OUT dari Sidang Paripurna DPR RI.
“Hal ini merupakan bentuk simpati kami atas sikap masyarakat di luar sana yang juga demo menolak kenaikan BBM bersubsidi. Demikian terima kasih,” tutup Mulyanto dilanjutkan dengan berdiri dan keluar dari Rapat Paripurna DPR RI bersama Anggota Fraksi PKS lainnya.
Menurut salah satu mahasiswa di Ponorogo, Ahmad Musa, dirinya menyoroti aksi Walk Out yang dilakukan oleh Fraksi PKS tersebut.
“Dulu Fraksi PDIP yang melakukan aksi Walk Out saat menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh Pemerintahan SBY, kini saat mereka berkuasa mereka melakukan hal yang sama (menaikkan harga BBM,” ungkap Ahmad Musa.
Seharusnya, Ahmad menjelaskan, solusi tanpa menaikkan harga BBM yang pernah diusulkan oleh PDIP bisa dilakukan saat ini.
“Apalagi ini ekonomi baru mulai bergerak setelah dua tahun dihantam pandemi Covid 19. Karena saya yakin, harga kebutuhan pokok juga akan meningkat karena menyesuaikan harga BBM,” tambahnya.
Ahmad Musa juga meminta kepada Fraksi PKS agar ikut memberikan solusi pada saat seperti ini.
“Yang terpenting, ketika berkuasa jangan melakukan hal yang sama. Karena rakyat pasti mencatat.” Tutup Mahasiswa semester akhir itu. (red)