Sepinya pengunjung Pasar Legi Ponorogo disikapi serius oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo bersama DPRD Ponorogo yang melakukan inspeksi mendadak (Sidak).
Sidak di Pasar Legi tersebut dimaksudkan untuk memantau kegiatan jual beli serta mendengarkan langsung berbagai keluhan dari para pedagang.
Bupati Ponorogo, H Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Hj Lisdyarita bersama anggota Komisi B DPRD usai sidak mulai mengurai permasalahan yang terjadi pasca menempati bangunan baru Pasar Legi yang pembangunannya dibiayai APBN senilai 133,6 Milyar.
Salah satu sebab Pasar Legi sepi adalah belum ditempatinya seluruh lapak atau kios yang ada. Sebagai tindak lanjut, pihaknya akan memerintahkan kepada Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Perdakum) untuk menyurati kembali pedagang yang memiliki lapak yang belum buka.
“Pasar legi ini sepi karena masih banyak lapak yang belum buka, saya minta perdagkum untuk menyurati kembali pemilik kios untuk segera ditempati, kalau nanti sudah 3 kali tidak dibuka maka akan segera dialihkan, karena ini penting untuk membuat pasar legi ramai,” Ungkap Bupati Sugiri Sancoko, Selasa (26/10/2021).
Selain itu, Pemerintah juga akan menegakkan kembali aturan zonasi dagang yang ada sebelumnya sehingga tidak akan terjadi kecemburuan antar pedagang di kemudian hari. Dalam hal ini tidak akan ada pedagang yang merangkap jualan, misalnya mracang dengan sayur dan sebagainya.
“Saya juga minta Perdakum untuk menegakkan aturan zonasi yang sudah disepakati sedari awal,” tambahnya.
Selain mengurai permasalahan yang terjadi selama ini di Pasar Legi, nantinya Bupati Sugiri akan membuat terobosan bagaimana Pasar Legi bisa ramai pembeli, diantaranya dengan menggelar event maupun big sale.
“Pekerjaan Rumah kita bagaimana nanti pasar menjadi ramai, yakni dengan mengadakan event maupun big sale, kalau event kita sabar dulu karena ini masih kondisi pandemi,” Pungkasnya.
Puluhan pedagang yang tengah berjualan pun menyambut baik kedatangan orang nomor satu dan dua di Pemkab Ponorogo itu.
“Semoga cepat ramai mas jualannya, ” Ucap salah seorang pedagang, Bu Retno. (Red).