Pacitan – Portalnews Madiun Raya
Tanaman Cengkeh menjadi salah satu komoditas yang ada di wilayah Kabupaten Pacitan sejak puluhan tahun yang lalu.
Banyak warga Pacitan yang berkat Tanaman Cengkeh bisa menyekolahkan putra-putrinya hingga ke jenjang pendidikan tinggi sehingga menjadi pegawai ataupun tokoh di regional maupun nasional.
Namun dalam 1 dekade terakhir, banyak ditemukan Tanaman Cengkeh yang mati. Seperti yang terlihat di wilayah Wonokarto ataupun di Kecamatan Nawangan yang selama ini menjadi pusat komoditas Tanaman Cengkeh di Kabupaten Pacitan.
Dari berbagai penelusuran dan rangkuman artikel, penulis merangkum penyebab matinya Tanaman Cengkeh yang disebabkan oleh serangan Penyakit.
1. Penyakit Mati Ranting (Die Back )
Gejalanya :
Daun berwarna kekuning-kuningan, tampak layu kemudian berguguran sehingga ujung ranting tampak gundul. Kematian daun dan ranting mulai dari ujung ranting di bawah puncak pohon terus menjalar sampai ke batang.
Penyebab :
Karena kekurangan hara atau kehabisan hara setelah panen tanpa pemeliharaan yang cukup.
Pengendalian :
Menjelang Panen yang sudah dapat dilihat pada bulan Januari – Februari, kelebatan bakal bunga, pemupukan NPK dan pupuk organik harus diulang di bulan Januari paling lambat Maret.
Sebulan sebelum panen perlu dipupuk urea untuk mempercepat keluarnya serung baru setelah habis pemetikan.
Ditengah-tengah musim panen pohon-pohon yang lebat perlu diberi pupuk daun seminggu sekali selama 5 – 6 kali.
2. Penyakit Mati Bujang / Mati Gadis
Gejala :
Gejala yang tampak dengan jatuhnya daun mulai dari puncak kemudian meluas ke bawah pohon yang mengakibatkan tajuk menjadi hampir gundul dan menjadi berwarna kelabu karena yang tampak warna ranting-ranting.
Daun yang tertinggal berwarna hijau suram, kadang-kadang kuning, banyak layu.
Proses penyakit ini lamanya 2 – 3 tahun sebelum pohon-pohon yang diserang mati.
Penyebab :
Penyebab utama adalah keadaan tanah yang tidak cocok untuk tanaman cengkeh yaitu tanah-tanah yang drainase-nya jelek, adanya lapisan tanah pada yang dangkal yang tidak dapat meresapkan air atau adanya lapisan tanah liat yang menyebabkan tanah selalu becek dimusim hujan dan kering / membelah di musim kemarau.
Setelah ” tahun besar ” dimana pembungaan yang lebat tanaman tidak dapat memulihkan kondisi ditambah serangan cendawan, bakteri dan penggerek dapat mempercepat matinya pohon.
Pengendalian :
Penyakit mati bujang atau mati gadis dapat dihindari dengan memilih tanah yang cocok yaitu berstruktur baik (gembur) dalamnya sampai beberapa meter, tidak berpadas dan/atau berlapis tanah liat, bukan tanah pasir / berpasir yang mudah kehilangan air.
Tanaman yang belum lanjut terserang dapat ditolong dengan membuat rorak sedalam 1 meter atau lebih dengan jarak 6 – 8 meter dari batang atau membuat saluran memanjang menurut kontur tanah dengan ukuran lebar 1,5 m dan dalam 1,5 m.
Tanah disekitar batang digemburkan dan diberi pupuk organik + Jamur Trichoderma. Pemakaian pupuk an organik hanya diberikan bila pohon sudah sembuh.
3. Mati Kekeringan
Mati kekeringan kebanyakan melanda cengkeh-cengkeh muda umur 1-4 tahun.
Pengendalian :
Pemasangan peteduh, mulsa dan kalau memungkinkan penyiraman yang jenuh pada musim kemarau dapat menghindari mati kekeringan.
4. Becak Daun
Penyebab :
Cendawan Gloeosporium .
Cendawan Cylindrocladium.
Gejala :
Gejala becak daun akibat serangan cendawan Gloeosporium :
Timbul becak-becak berwarna kuning coklat pada daun agak tua. Serangan biasanya timbul mendadak dan meluas setelah angin kencang yang menimbulkan luka-luka.
Gejala becak daun akibat serangan cendawan Cylindrocladium :
Timbul becak-becak berwarna merah atau merah cokelat dengan bagian tengahnya berwarna putih dan pinggir becak berwarna merah.
Serangan biasanya pada musim penghujan dan peneduh yang rapat. Serangan Cylindrocladium lebih cepat dibandingkan serangan Gloeosporium. Serangan juga terdapat pada pucuk dan tangkai batang. Daun yang telah terserang Cylindrocladium lebih mudah diserang oleh Gloeosporium.
Pengendalian :
a. Mengurangi peneduh pada musim penghujan.
b. Pemberian pupuk yang memiliki unsur K (pupuk NPK atau KCl).
c. Penaburan Jamur Trichoderma.sp sekitar perakaran
5. Busuk Akar
Penyebab :
Cendawan Pythium.
Cendawan Rhizoctonia.
Cendawan Phytopthora.
Gejala :
Penyakit ini banyak timbul dipersemaian, sewaktu-waktu juga timbul dipertanaman. Daun-daun mulai berwarna kekuning-kuningan kemudian layu seluruhnya dan kering. Seringkali mati mendadak karena diikuti oleh serangan rayap.
Sesungguhnya rayap merupakan serangan sekunder dimana penyakit busuk akar menyebabkan tanaman lemah memudahkan rayap untuk menyerang.
Pengendalian :
Sebelum menanam pergunakan pupuk organik yang dicampur dengan Jamur Tricoderma sp untuk mengendalikan serangan penyakit busuk akar.
6. Penyakit Panu
Penyebab :
Simbiosis dari algae dan cendawan.
Gejala :
Timbul becak-becak berwarna putih kelabu yang menempel di atas kulit cabang / ranting. Bila sudah menutupi ketiak ranting maka ranting mudah sekali patah bila terkena angin.
Walaupun tampak hanya menempel cabang dan ranting yang menyebabkan kematian ranting-ranting kecil juga mengganggu pertumbuhan pohon cengkeh.
Pengendalian :
Disarankan untuk menyemprot dan menaburkan Jamur Trichoderma.sp secara rutin.
Peliput : Yahya Ali Rahmawan