Jaga Tradisi ditengah Pandemi, Masyarakat Desa Klumutan Saradan lakukan Bersih Desa dengan Protokol Kesehatan

  • Bagikan
Dengan Protokol Kesehatan, Masyarakat Desa Klumutan menggelar kegiatan Nyadranan
Dengan Protokol Kesehatan, Masyarakat Desa Klumutan menggelar kegiatan Nyadranan

Saradan, Kabupaten Madiun – Portalnews Madiun Raya

Ditengah Pandemi Covid 19, Masyarakat Desa Klumutan Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun menggelar kegiatan Bersih Desa, Jum’at Wage (28/05/2021).

Menurut Kepala Desa Klumutan, Agus Proklamanto, SE, rangkaian bersih desa yang dilakukan diantaranya Nyadranan, Hiburan dan Kegiatan Olah Raga.

“Untuk tradisi Nyadranan sudah dilakukan secara turun temurun dari Mbah mbah dan yang juga babat Desa Klumutan sejak dulu kala,” Ungkap Agus kepada Portalnews Madiun Raya.

Kegiatan Nyadaranan dilakukan dengan berdo’a bersama di kuburan desa dengan membawa ayam panggang dan diisi dengan berdo’a bersama dan tabur bunga. “Nyadranan ini diawali dengan musyawarah masyarakat desa dengan lembaga desa yaitu untuk menentukan hari yang tepat untuk nyadran. Nyadranan dilakukan pada hari Ringkel Desa Klumutan, jika Ringkel Wuku maka harinya harus Jum’at, kemudian setelah itu pembentukan panitia, Nyadranan merupakan adat dan tradisi turun temurun untuk menghindari pageblug. Masyarakat was-was jika belum ada rencana bersih desa  dengan sadar mempersiapkan ayam panggang,ketan untuk jadah, pisang untuk bersih desa,”Urai Agus Proklamanto.

Agus Proklamanto, SE, Kepala Desa Klumutan saat memimpin kegiatan Bersih Desa

Sebelum  Pandemi Covid 19, kegiatan bersih desa dilakukan dengan swadaya dari masyarakat yaitu mengumpulkan anggaran, hiburan siang dan malam wayang kulit dan gambyong serta pengajian umum.” Namun karena pandemi, kegiatan hiburan ditanggung oleh anggaran Desa Klumutan, namun untuk Nyadranan, masyarakat dengan sukarela menyiapkan keperluannya sendiri,”Lanjut Agus.

Kepala Desa Klumutan itu juga menyampaikan bahwa mitos dan pengalaman bagi warga desa Klumutan jika tidak melaksanakan bersih desa akan ada sesuatu yang tidak diinginkan. “Pernah dulu Kepala Desa dengan sengaja ataupun tidak sengaja meninggalkan bersih desa yang bersangkutan meninggal dunia. Selain itu timbul pageblug dengan adanya hama tikus yang menyerang tanaman di sawah, ini yang dihindari sehingga tradisi Bersih Desa terus dilakukan hingga saat ini,”ujar Agus Proklamanto.

Untuk kegiatan hiburan yaitu Gambyong di makam Mbah Branti dan Wayang Kulit di Pendopo Rumah Kades digelar pentas wayang kulit namun karena kondisi pandemi maka dikurangi waktunya. “Walaupun PPKM Mikro karena Pandemi Covid 19, karena sudah adat maka Bersih Desa tetap dilaksnakan dengan Protokol Kesehatan dengan disiplin seperti wajib bermasker, menjaga jarak dan menyiapkan tempat cuci tanga,”kata Agus Proklamanto.

Harapan kita, dengan Bersih Desa yang dilakukan akan segera menghentikan Pandemi Covid 19 yang masih berlangsung. “Hidup kita kembali normal, panen kita melimpah ruah, karier kerja kita bisa lancar dan dijauhkan dari bala dan musibah.”Pungkas Agus Proklamanto. (Yah/Gin).

Peliput : Yahya Ali Rahmawan

Penyunting : Agin Wijaya

  • Bagikan