Harus tau,Penyakit asam lambung naik / GERD

  • Bagikan


Oleh: dr. Ardy Wibowo Cahyono

Penyakit asam lambung naik atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah munculnya rasa terbakar di dada akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan. Penyakit ini terjadi karena naiknya asam lambung ke kerongkongan dalam jumlah yg melebihi normal, sehingga dapat menyebabkan gejala baik yang berhubungan dengan peradangan atau tidak. Gejala penyakit asam lambung muncul minimal 2 kali dalam seminggu. Keadaan ini bisa dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak. Gejala penyakit ini sering diduga sebagai serangan jantung atau penyakit jantung koroner, karena gejalanya yang hampir mirip dengan nyeri dada. Walaupun tidak mematikan seperti serangan jantung, penyakit asam lambung perlu ditangani agar tidak menimbulkan komplikasi.

Penyebab penyakit asam lambung naik adalah terjadi ketika otot kerongkongan bagian bawah (Lower Esophageal Sphincter/ otot LES) melemah. Otot LES ini seharusnya membuka dan menutup saluran ke kerongkongan setelah makanan turun ke lambung. Bila otot ini lemah, kerongkongan akan tetap terbuka dan asam lambung akan naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang lanjut usia (lansia), orang dengan obesitas, perokok, orang yang sering berbaring atau tidur setelah makan, dan wanita hamil.

Gejala penyakit asam lambung naik antara lain rasa seperti terbakar di dada (heartburn), dimana rasa terbakar ini bertambah parah setelah makan atau saat berbaring. Gejala ini dapat disertai keluhan lain seperti nyeri menelan, mulut terasa asam, sering sendawa, mual, muntah, nyeri di ulu hati, serta maag dan sesak napas. Gejala ini sering dirasakan penderita saat baring atau tiduran tiba-tiba merasa tidak enak atau terbakar di dada karena aliran balik dari asam lambung ke kerongkongan, dimana pada saat posisi berbaring, asam lambung akan mengalir keatas.

Keluhan dada terbakar/ heartburn pada penderita asam lambung akan dirasakan minimal 2 kali dalam seminggu. Bila pasien datang dengan keluhan ini, dokter akan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan serangkaian tes penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah gastroskopi, foto rontgen, pemeriksaan pH kerongkongan, serta tes kekuatan otot kerongkongan (manometri). Tapi pada penyakit ini biasanya dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik saja sudah bisa didapati.

Penyakit asam lambung naik/ GERD ini dapat diobati. Tujuan pengobatannya adalah mengurangi gejala pada penderita, menyembuhkan peradangan kerongkongan, dan mencegah terulangnya peradangan/ penyakit serta komplikasinya. Pengobatannya dibagi menjadi dua, pengobatan dengan mengubah gaya hidup perilaku sehari-hari dan pengobatan dengan terapi medis untuk mengontrol produksi berlebihan dari asam lambung. Pengobatan dengan mengubah gaya hidup antara lain menurunkan berat badan (jika berat badan berlebih), menghindari alcohol dan minuman yang terlalu asam, menghindari minuman yang mengiritasi lambung (seperti kopi), makan sedikit-sedikit tapi sering, menunggu minimal 3 jam jika ingin berbaring setelah makan, menghindari makan dan minum besar 3 jam sebelum jam tidur di malam hari, tidur dengan posisi kepala sedikit elevasi (seperti tidur dengan bantal agak tinggi) serta berhenti merokok. Pengobatan dengan terapi medis antara lain pemberian obat yang dapat menetralkan asam lambung, menurunkan produksi asam lambung, dan obat yang mempercepat pengosongan lambung. Jika cara tersebut belum dapat mengatasi penyakit asam lambung, operasi dapat dilakukan.

Penanganan penyakit asam lambung yang tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berupa peradangan pada kerongkongan. Peradangan tersebut dapat menyebabkan munculnya luka hingga jaringan parut di kerongkongan, sehingga penderita jadi sulit menelan. Kondisi  ini juga dapat memicu terjadinya esofagus Barrett, yaitu penyakit yang berisiko menimbulkan kanker esofagus. (Aji/Gin)

Pewarta : Aji Pangestu

Redaktur : Agin Wijaya

  • Bagikan