Reporter : Tatang Dahono
Trenggalek – Portal Madiun Raya
Suhu politik di Trenggalek semakin menghangat, pernyataan Emil Dardak calon Wakil Gubernur pasangan Nomer 1 Kofifah Indar Parawansa, mendapat tanggapan serius dari Ketua DPC PDI-P Trenggalek Doding Rachmadi.
Doding menilai pernyataan Emil Dardak, yang menilai ada upaya menggiring opini terbalik yang mempunyai kesan dirinya sebagai penghianat masyarakat Trenggalek, ditanggapi Doding dingin dingin saja.
“Itu hak dia untuk menyampaikan demikian, namun perlu kita ketahui, bahwa Emil menjadi bupati Trenggalek itu belum sampai lima tahun, dan sekarang mencalonkan diri sebagai Cawagub Jatim, mendampingi Kofifah Indar Pawaransa. Itu sangat di sesalkan dan sayangkan oleh masyarakat”,jelas Doding.
Padahal selama menjabat bupati selama tiga tahun ini, belum kelihatan ada hasilnya, dan sekarang sudah mau meninggalkan Trenggalek, “itu yang disesalkan”, terang Doding.
Lebih lanjut Ketua DPC PDI-P yang ramah dengan awak media ini, menilai Emil juga memutar balikan logika. Gubernur itu wilayahnya Propinsi , dimana dalam mekanisme pemerintahan, salah satu program pembangunan melalui buttom -up, Musrenbang, selanjutnya digabungkan dengan visi misi dan skala prioritas, dan menjadi RPJMD, lima tahunan.
“Jika kita bicara masalah skala prioritas, itu wewenang propinsi. Jika Emil jadi Wakil Gubernur, apakah ada jaminan jika Trenggalek nanti mendapat Skala Prioritas pembangunan. Dan anggaranya akan digelontorkan dan dibawa ke kabupaten Trenggalek, itu tidak mungkin, karena daerah lain juga membutuhkan anggaran”, sambung Doding.
Perlu diketahui di Jawa Timur ini ada 38 kabupaten/ kota yang harus digelontor Anggaran, bukan hanya Trenggalek saja.
Karena itu kita harus tranparan, tidak usah janji janji, kita harus memberikan pendidikan politik yang benar pada masyarakat, paparnya.
“Karena seorang Wakil Gubernur domainya itu ada di Propinsi. Kalau skala prioritas nya dimadura ya, dibawa di Madura bukan di Trenggalek. Jangan setelah menjadi Wakil Gubernur terus uangnya dibawa ke Trenggalek, bisa membuat daerah lain menjadi iri, itu tidak boleh”,tegas Doding.
Doding pun menyarankan pada Emil, daripada bicara seperti itu lebih baik bicara visi misi Jawa Timur saja tentang, selingkar wilis, JLS, daripada bicara berandai andai mimpi di siang bolong, jika kalau saya jadi Gubernur akan lebih enak, Trenggalek akan di gelontor anggaran, tidak usahlah bicara seperti itu.
Dodingpun juga menyoroti masalah hutan kota, itu kan urusanya lebih spesifik ke bupati dan kementerian kehutanan.
“Bagaimana seorang bupati bisa berkomunikasi dengan kementerian kehutanan dengan baik, pariwisata bisa menjadi baik”, lanjutnya.
Bicara masalah Pesanggem kata Doding, orang orangnya kan semua dari Trenggalek jadi tidak ada masalah.
Menanggapi kinerja Emil Dardak selama kurang lebih tiga tahun Doding menilai, belum ada apa apanya, “Kita tidak bisa ngomong, karena dua tahun itu apa yang bisa dilakukan. Karena selama menjabat bupati, Satu tahun APBD nya masih milik mantan Bupati Mulyadi yang diteruskan Emil, pada tahun 2017 baru merancang. Namanya membuat RPJMD itu lima tahun bukan dua tahun indikatornya tidak bisa di ukur”, kata Doding.
Memang Emil pintar ngomong, tapi mana mungkin menjabat dua tahun sudah bisa merubah wajah Trenggalek, masyarakat harus cerdas, jangan mudah dibodohi. Pintar bicara belum tentu menjadi jaminan sukses membangun daerah.”Buktinya Trenggalek masih seperti yang dulu ” pungkas Doding (Ono/gin)